MINYAK ATSIRI
Minyak
atsiri (minyak menguap = minyak eteris = minyak essensial = volatile oil)
adalah jenis minyak yang berasal dari bahan nabati, bersifat mudah menguap pada
suhu kamar tanpa mengalami peruraian atau apabila dibiarkan terbuka, dan memiliki
bau seperti tanaman asalnya (khas).
Minyak atsiri biasanya tidak berwarna, terutama bila masih segar (baru
saja diperoleh dari isolasi), tetapi makin lama akan berubah menjadi gelap,
karena terjadi proses oksidasi dan mengalami pendamaran. Upaya untuk mencegah proses tersebut antara
lain isimpan dalam keadaan penuh dan tertutup rapat.
Semua
minyak atsiri terdiri dari campuran kimia yang cukup rumit. Hampir tiap jenis senyawa organik dapat
ditemukan di dalamnya (hidrokarbon, alkohol, keton, aldehid, eter, ester, dan
lainnya), dan hanya sedikit yang mempunyai komponen tunggal dalam persentase
(minyak cengkeh mengadung tidak lebih dari 85% subtansi fenolik, sebagian besar
eugenol). Akan tetapi tidaklah
mengherankan jika konstituennya mencapai lebih dari 200 komponen, dan
seringkali trace constituent-nya
mempunyai bau dan rasa yang penting terhadap keseluruhan minyak atsiri tersebut. Tidak adanya satu komponen dapat mengubah
aroma. Tanaman dari spesies yang sama
yang tumbuh pada tempat tumbuh yang berbeda, biasanya mempunyai komponen yang
sama, tetapi persentasenya mungkin berbeda.
Sifat fisika minyak atsiri meliputi
tidak larut dalam air, larut dalam eter, alkohol, dan pelarut organik lain, bau
karakteristik, bersifat optis aktif (indeks refraksi). Dalam tumbuhan, minyak atsiri terdistribusi
terutama dalam bunga dan daun.
Berdasarkan sukunya atau familinya minyak atsiri terakumulasi dalam sel
sekret khusus, seperti sisik kelenjar (Lamiaceae), sel parenkim yang telah
berubah (Piperaceae), sel minyak (Vittae) pada Apiaceae. Selain itu terdapat
juga dalam bagian dalam lysigen atau sizogen pada Pinaceae dan Rutaceae.
Kandungan kimia minyak atsiri secara umum
terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
1. Terpenoid
hidrokarbon, melalui biosintesis asetat mevalonat,
2. Senyawa aromatis, berasal dari biosintesis
sikimat fenil propanoat.
Sifat fisik minyak atsiri
berbeda dengan minyak lemak. Minyak
atsiri dapat disuling dari sumber alaminya, sedangkan minyak lemak tidak,
karena minyak lemak tersusun atas ester gliserol asam lemak. Minyak atsiri tidak meninggalkan noda lemak
permanen pada kertas, tidak seperti minyak lemak yang meninggalkan noda
lemak. Minyak atsiri tidak menjadi
tengik dalam penyimpanan, namun jika terkena cahaya dan udara akan teroksidasi
menjadi resin.
Pembentukan
minyak atsiri dalam tanaman dapat langsung dari protoplasma, dekomposisi resin
dari dinding sel, dan hidrolisis glikosida tertentu (allil isotiosianat).
METODE MEMPEROLEH MINYAK ATSIRI:
1.
Destilasi atau Penyulingan.
Pembuatan
minyak atsiri dengan penyulingan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: besarnya
tekanan uap yang digunakan, bobot molekul masing-masing komponen dalam minyak,
dan kecepatan keluarnya minyak atsiri dari simplisia. Namun demikian, pembuatan minyak atisiri
dengan cara penyulingan mempunyai beberapa kelemahan:
a.
tidak
baik terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh adanya panas
dan air.
b.
Minyak
atisiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisis karena adanya air dan
panas.
c.
Komponen
minyak yang larut dalam air tidak dapat tersuling.
d. Komponen minyak yang bertitik didih tinggi
yang menentukan bau wangi dan mempunyai daya ikat terhadap bau, sebgaian tidak
ikut tersuling dan tetap tertinggal dalam bahan.
Jenis-jenis destilasi /
penyulingan, ada 3 yaitu: destilasi air,
destilasi uap dan air, dan destilasi uap:
- Destilasi air
Pada destilasi air terjadi
kontank langsung antara simplisia dengan air mendidih. Simplisia yang telah dipotong-potong,
digiling kasar, atau digerus halus dididihkan dengan air, uap air dialirkan
melalui pendingin, sulingan berupa minyak yang belum murni ditampung. Penyulingan dengan cara ini sesuai untuk simplisia
kering yang tidak rusak dengan pendidihan.
Penyulingan air biasa digunakan
untuk menyari minyak atsiri yang tahan panas dari grabahan maupun bahan yang
berkayu dan keras.
Keuntungan
metode ini adalah: kualitas minyak atsiri baik (jika diperhatikan suhu tidak
terlalu tinggi), alat sederhana dan mudah diperoleh, dan mudah pengerjaannya.
Kerugian
dari metode ini adalah: tidak semua bahan dapat dilakukan dengan cara
ini (terutama bahan yang mengandung sabun, bahan yang larut dalam air, dan
bahan yang mudah hangus), adanya air sering menyebabkan terjadinya hidrolisis,
dan waktu penyulingan yang lama.
- Destilasi uap dan air
Penyulingan degnan cara ini
memakali alat semacam dandang. Simplisia
diletakkan di atas bagian yang berlubang-lubang sedangkan air di lapisan
bawah. Uap dialirkan melalui pendingin
dan sulingan ditampung, minyak yang diperoleh belum murni. Cara ini baik untuk simplisia basah atau
kering yang rusak pada pendidihan. Untuk
simplisia basah atau kering yang rusak pada pendidihan. Untuk simplisia kering harus dimaserasi lebih
dulu, sedangkan untuk simplisia segar yang baru dipetik tidak perlu
dimaserasi. Cara penyulingan ini banyak
dilakukan sebagai industri rumah, karena peralatan mudah didapat dan hasil yang
diperoleh cukup baik.
Kerugian cara ini, hanya
minyak dengan titik didih lebih rendah dari air yang dapat tersuling sehingga
hasil penyulingan tidak sempurna (masih banyak minyak yang tertinggal di
ampas).
- Destilasi uap.
Minyak atsiri biasanya
didapatkan dengan penyulingan uap pada bagian tanaman yang mengandung
minyak. Metode penyulingan ini
tergantung pada kondisi bahan tanaman
Penyulingan dengan uap
memerlukan air, uap panas yang biasanya bertekanan lebih dari 1 atmosfer
dialirkan melalui suatu pipa uap.
Peralatan yang dipakai tidak berbeda dnegn penyulingan air dan uap,
hanya diperlukan alat tambahan untuk memeriksa suhu dan tekanan. Bila pemeriksaan telah dilakukan degnan air
dan uap, hanya diperlukan alat tambahan untuk memeriksa suhu dan tekanan. Bila pemeriksaan telah dilakukan dengan baik,
dengan cara ini akan diperoleh minyak yang lebih banyak. Cara ini bisa juga digunakan untuk membuat
minyak atisiri dari biji, akar, kayu, yang umumnya mengandugn komponen minyak
yang bertitik didih tinggi. Penyulingan
ini dapat digunakan utnuk membuat minyak cengkeh, minyak kayumanis, minyak akar
wangi, minyak sereh, minyak kayuputih, dll.
Keuntungan dari cara ini
adalah: kualitas minyak yang dihasilkan cukup baik, tekanan dan suhu
dapat diatur, waktu penyulingan pendek, hidrolisis tidak terjadi.
Kerugian metode ini yaitu:
peralatan yang mahal dan memerlukan tenaga ahli.
Selain penyulingan dengan cara
di atas, dikembangkan juga cara sebagai berikut:
a.
Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai dengan
pengurangan tekanan.
Pengurangan tekanan akan
memperpendek waktu penyulingan pada tekanan 1 atmosfir. Keuntungan utama dengan cara ini ialah minyak
atsiri yang diperoleh berbau sama dengan bau aslinya, karena penyulingan
dilakukan pada suhu kurang dari 70oC (biasanya pada suhu 50oC)
hingga penguraian karena suhu tinggi dapat dihindari. Kelemahannya, alat yang dibutuhkan mahal.
b.
Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai penaikkan
tekanan.
Penyulingan dengan uap dengan menaikkan
tekanan, baik dilakukan untuk simplisia yang keras sepeti kayu, biji, kulit
kayu. Dengan penyulingan ini akan
diperoleh minyak lebih banyak dan akan memperpendek waktu penyulingan. Kerugian degnan penyulingan ini ialah terjadi
peruraian minyak atisiri sehingga berbeda dengan bentuk aslinya dan diperoleh
lebih sedikit dibanding dengan cara lain.
Tanaman
yang mengandung minyak atisiri bertitik didih rendah, lebih baik disuling
dengan tekanan kurang dari 1 atmosfir sedangkan yang mengandung minyak bertitik
didih tinggi dapat dengan penyulingan uap bertekanan lebih tinggi dari 1
atmosfir.
Dalam metode penyulingan uap
langsung (direct steam destillation) yang dapat dipakai pada obat-obatan tanaman
segar (peppermint, spearmint), hasilnya dipotong dan ditempatkan secara
langsung ke dalam tangki penyuling logam pada truck bed. Truck ini digerakkan pada shed penyuling
dimana steam lines ditempelkan pada bagian bawah tangki penyuling. Cara ini digunakan untuk daun dan mengandung
kadar minyak yang tinggi sehingga tidak perlu maserasi. Uap ditekan melalui pipa dan membawa tetesan
minyak melalui pipa yang akhirnya melewati ruang pengembun.
Selama
penyulingan uap, komponen tertentu minyak atsiri dapat terhidrolisis, sementara unsur lainnya dapat terdekomposisi
dengan suhu udara tinggi. Metode
penyulingan ideal yang menggunakan uap harus memberikan tingkat difusi setinggi
mungkin dari uap dan air melalui membran tanaman sehingga hidrolisis dan
dekomposisi tetap minimal.
2.
Enflurasi, yaitu pengambilan minyak atsiri dari tanaman menggunakan
lemak atau vaselin.
Seringkali kandungan minyak
atsiri dari bagian tanaman sangatlah kecil, misal pada mahkota bunga. Cara yang bisa dilakukan dengan menghamparkan
lemak (vaselin) pada lapisan tipis pelat kaca.
Mahkota bunga ditempatkan pada lemak selama beberapa jam, kemudian
diulangi yang baru beberapa kali.
Setelah minyak terserap dalam lemak padat tersebut, selanjutnya
diekstraksi dengan alkohol. Selanjutnya
dipisahkan antara alkohol dan minyak atsiri.
Penyarian minyak atsiri dengan lemak padat tersebut dikenal dengan
enfleurage.
Bunga-bunga
tertentu seperti melati, mawar yang disuling akan menghasilkna minyak yang
tidak berbau sama dengan buanganya.
Minyak atsiri dari bunga-bunga tersebut di atas, dperoleh dengan cara:
a. Pembuatan dengan lemak tanpa pemanasan
(Enflurasi / enfleurage). Cara ini sudah dilkukan sejak berabad-abad
yang lalu secara primitif. Estela tanaman dipetik tanaman tersebut
akan meneruskan proses fisiologisnya dengan mengeluarkan bau khasnya. Sesegera setelah bunga dipetik ditaburkan
diatas lemak, lemak mengabsorbsi minyak tersebut. Untuk memperbesar absorbsinya permukaan lemak
digores. Tiap 1 kg lemak diperlukan
bunga melati sebanyak 2,5 sampai 3 kg.
Untuk seluruh proses enflurasi memerlukan waktu 8 sampai 10 minggu. Lemak yang telah jenuh dengan minyak menguap,
dikerok dengan sudip, kemudian dilelehkan pada tempat tertutup. Lemak tersebut kemudian diekstraksi dengan
alkohol, lalu didinginkan pda suhu rendah (kalau mungkin 15oC) untuk
memisahkan dari lemaknya, disaring, kemudian dipekatkan degna cara
penyulingan. Cara ini dilkukan hanya
untuk bunga-bunga tertentu, memerlukan waktu lama dan memerlukan banyak tenaga
yang terlatih untuk mengerjakannya.
Walaupun dengan cara ini dapat menghasilkan minyak yang lebih baik. Syarat lemak yang digunakan adlah tidak
berbau dan mempunyai konsistensi tertentu.
b. Pembuatan dengan lemak panas.
Lemak dipanaskan pada suhu
lebih kurang 80oC. Bugna
segar dimaserasi dengan lemak panas tersebut selama 1,5 jam. Bunga tesebut harus sering diganti dengan
yang baru sampai tiap kg lemak kontak dengan 2 sd 2,5 kg bunga, kemudian
dibiarkan selama lebih kurang satu jam dan disaring melalui saringan
logam. Untuk memisahkan lemak yang
melekat, bunga disiram dngan air panas kemunidan diperas dengan saringan
kain. Air akan mudah dipisahkan dari
lemak tersebut. Selanjutnya seperti cara
enflurasi pada point a.
3.
Ekstraksi dengan pelarut minyak atsiri
Prinsip
dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atisiri yang terdapat dalam
simplisia dengan pelarut organik yang mudah menguap. Simplisia diekstraksi dengan plarut yang
cocok dalam suatu ekstraktor pada suhu kamar, kemudian pelarut diuapkan dengan
tekanan yang dikurangi. Dengan cara ini
diperlukan banyak pelarut sehingga biaya cukup mahal dan harus dilakukan oleh
tenaga ahli. Sebagai pelarut biasanya
dipakai eter minyak tanah.
Pelarut
yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
Melarutkan sempurna komponen dari minyak atsiri yang terdapat dalam
tanaman.
b.
Mempunuyai titik didih rendah.
c. Tidak
campur dengan air.
d. Inert,
tidak bereaksi dengan komponen minyak atsiri.
e.
Mempunyai satu titik didih, bila diuapkan tidk meninggalkan sisa.
f. Harga
murah.
g. Bila
mungkin tidak mudah terbakar.
Pelarut
yang paling banyak digunakan adalah eter minyak tanah. Alkohol tidak baik digunakan karena alkohol
melarutkan air yang terdapat dalam tanaman.
Untuk simplisia tertentu alkohol menghasilkan bau yang tidak enak. Alkohol baik digunakan untuk simplisia
kering. Sari yang diperoleh dikenal
dengan nama tingtur yang banyak digunakan untuk sediaan farmasi. Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap,
banyak banyak digunakan di berbagai
negara dan secara umum dapat dipakai untuk sediaan farmasi. Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, banyak
digunakan di berbagai negara dan secara umum dapat dipakai untuk bermacam simplisia dan diperoleh minyak
atsiri sesuai dengan aslinya.
Ekstraksi
dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang
mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air.
Cara ini baik untuk mengekstraksi minyak dari bunga-bungaan, misal: bunga cempaka, melati, mawar, dll.
Cara kerja ekstraksi dengan
pelarut menguap cukup sederhana, yaitu dengan cara memasukkan bahan yang akan
diekstraksi ke dalam ketel ekstraktor khusus dan kemudian ekstraksi berlangsung
secara sistematik pada suhu kamar, dengan menggunakan petroleum eter sebagai
pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke
dalam bahan dan melarutkan minyak bunga beserta beberapa jenis lilin dan
albumin serta zat warna. Larutan
tersebut selanjutnya dipompa ke dalam evaporator dan minyak dipekatkan pada
suhu rendah. Setelah semua pelarut
diuapkan dalam keadan vakum, maka diperoleh minyak bunga yang pekat. Suhu harus tetap dijaga tidak terlalu tinggi
selama proses ini. Dengan demikian uap
aktif yang terbentuk tidak akan merusak persenyawan minyak bunga. Jika dibandingkan dengan mutu minyak bunga
hasil penyulingan, maka minyak bunga hasil ekstraksi menggunakan pelarut lebih
mendekati bau bunga alamiah. Semua
minyak yang diekstraksi dengan pelarut menguap mempunyai warna gelap, karena
mengandung pigmen alamiah yang bersifat tidak dapat menguap. Sebaliknya hasil penyulingan uap, umumnya
berwarna cerah dan bersifat larut dalam alkohol 95%.
Dalam industri parfum,
sebagian besar produksi minyak atsiri modern dilakukan dengan ekstraksi, dengan
menggunakan sistem pelarut yang berdasar pelarut yang mudah menguap seperti
eter minyak tanah. Keuntungan utama
ekstraksi adalah suhu yang bisa dipertahankan kurang lebih 50oC
selama proses. Hasilnya minyak atsiri
yang didapat mempunyai bau yang lebih alami yang tidak dapat ditandingi minyak
suling. Hal ini karena selama
penyulingan, dengan suhu yang tinggi, dapat mengubah konstituen minyak
atsiri. Namun demikian, metode
penyulingan operasionalnya lebih murah dibandingkan dengan proses ekstraksi.
Simplisia
dimasukkan ke dalam ekstraktor dan selanjutnya pelarut oraganik murni
dipompakan ke dalam ekstraktor. Pelarut
organik akan menembus ke dalam
ekstraktor. Pelarut organik akan
menembus ke dalam jaringan simplisia dan akan melarutkan minyak serta bahan
lainnya seperti dmar dan lilin. Komponen
tersebut merupakan pengotor, dan dipisahkan dengan cara penyulingan pada suhu
rendah dan tekanan rendah. Dengan cara penyulingan ini diperoleh
campuran pelarut dan minyak atsiri disebut concrete.
Pemurnian
concrete (pelarut + minyak atsiri)
ini dilakukan dengan melarutkan dalam
alcohol, diambil fase alcohol. Fase
alcohol ini didinginkan 0oC, diperoleh minyak atsiri dalam alcohol
dan lilin. Dilakukan penyaringan terhadap campuran ini,
diambil fase minyak atsiri dalam alkohol.
Untuk memisahkan alkohol dan minyak atsiri, dilakukan penyulingan pada
tekanan dan suhu rendah, akan diperoleh alkohol dan minyak atsiri murni.
4.
Pengepresan
Pembuatan
minyak atsiri dengan cara pengepresan (ekspresi) dilakukan terhadap bahan
berupa biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk
jenis Sitrus, karena minyak atsiri dari jenis tanaman tersebut akan mengalami
kerusakan bila dibuat dengan cara penyulingan.
Cara ini juga
digunakan untuk mengambil minyak atsiri dari biji.
Berdasar
tipe alat ekspresi dibedakan menjadi 2 macam yaitu hidraulic expressing, dan
expeller expressing.
5.
Hidrolisis glikosida
Dilakukan
hidrolisis untuk memecah menjadi aglikonnya (minyak atsirinya). Contoh
minyak atsiri yang diperoleh dengan cara ini hádala minyak mustar, diperoleh
dengan hidrolisis enzimatis dari glikosida.
Dalam biji mustar
hitam, glikosida sinigrin, dihidrolisis oleh myrosin dengan menghasilkan minyak
mustar. Biosintesis terjadinya
hidrolisis dapat dilihat dalam pembahasan glikosida, sub bab glikosida alil
isotiosianat.
6. Ecuelle.
Beberapa minyak atsiri tidak dapat disuling tanpa
terjadi dekomposisi, jadi dilakukan cara yang lain yaitu pengepresan
(expression) misalnya minyak lemon dan minyak jeruk. Di Amerika Serikat, metode umum mendapat
citrus oil meliputi menusuk kelenjar minhyak dengan menggulingkan buah di atas
sebuah bak yang dilapis dengan duri-duri yang tajam guna merembeskan kulit ari dan menembus
kelenjar minyak yang ditempatkan di bagian luar kulit. Cara ini disebut dengan metode ecuelle. Langkah menekan pada buah menghilangkan
minyak dari kelenjar dan semprotan air membasuh minyak yang masih melekat pada
kulit sementara ampas tersaring melalui tabung pusat yang membuang bagian
tengah buah. Emulsi minyak-air yang
dihasilkan dipisahkan dengan
sentrifugasi.
PEMURNIAN
Minyak
yang dihasilkan dari penyulingan tanaman pada umumnya tidak murni karena maíz
tercampur dengan minyak lain yang berasal dari tanaman sendiri atau dengan
hasil penguraian componen tanaman yang disebabkan proses penyulingan.
Untuk
memperoleh minyak yang murni perlu dilakukan prosese pemurnian. Proses pemurnian dapat dilakukan dengan:
a.
Penyulingan kembali
Penyulingan
kembali bertujuan untuk meisahkan componen yang muda menguap dari componen yang
tidak mudah menguap seperti logam berat yang menyebabkan minyak berwarna lebih
gelap dan debu halus yang terbawa oleh uap atau uap air pada waktu penyulingan.
b.
Penyulingan bertingkat
Penyulingan
ini bertujuan untuk memisahkan minyak berdasarkan perbedaan titik didih. DIlakukan penyulingan dengan pengurangan
tekanan. Di industri minyak atsiri dilakukan penyulingan
pada tekanan tidak lebih dari 5-10 mm Hg.
Untuk minyak-minyak yang bertitik didih tinggi dapat dipakai tangas air.
c.
Penurunan suhu.
Penurunan
suhu untuk menghablurkan hasil sampingan dari minyak atsiri yang berupa senyawa
hidrokarbon yang teroksidasi.
d.
Penghabluran bertingkat
Penghabluran
bertingkat dilakukan dengan penambahan dengan bermacam-macam pelarut yang
cocok, pada penambahan tersebut akan menghasilkan hablur secara bertingkat.
e.
Menghilangkan komponen dengan reaksi kimia.
Komponen
yang tidak dikehendaki dihilangkan dengan reaksi kimia. Asam-asam bebas dapat dihilangkan degnan
natrium karbonat, basa dengan asam hidroksida, fenol dengan natrium hidroksida,
aldehida dengan natrium bisulfat, dll.
MANFAAT MINYAK ATSIRI
Minyak
atsiri merupakan senyawa yang penting sebgai dasar wewangian alam dan juga
untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam industri makanan. Pada industri minuman beralkohol bermanfaat
dalam pembuatan Bitters, Cordials, Rums, Vermouths, Whiskies, Wines, dan
sebagainya. Pada industri karet
dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai macam produk karet sintesis dan
sejenisnya, mainan, senyawa tahan air, baby plasts, gloves, dan
sebagainya. Pada industri sabun
dimanfaatkan dalam pembuatan carbonated beverages, cola drinks, fountain supplies, soft drinks powder dan
sebagainya. Pada hasil pengolahan
tekstil dimanfaatkan sebagai kulit dan benang tiruan zat warna, lindeum, oil
cloth, dll. Pada perlengkapan ternak digunakan sebagai cattle sprays, deodorant,
sabun anjing dan kucing, bubuk serangga, obat kudis, dan obat gosok. Pada industri tembakau dimanfaatkan sebagai
shewing tobaccos, cigarettes dan kretek.
Pada industri difersifikasi dimanfaatkan sebagai alkohol denaturasi,
lilin, keramik, cleaners produk, bahan pengawet mayat, lensa optis, dan gas air
mata.
KANDUNGAN KIMIA MINYAK ATSIRI
Secara
kimia terpen minyak atsiri dapat dipilah menjadi dua golongan yaitu monoterpen
dan sesquiterpen, berupa isopren C10 dan C15 yang jangka
titik didihnya berbeda (titik didih 140-148oC, titik didih sesquiterpen
>200oC). Pertama-tama
monoterpen dapat dipilah lebih lanjut menjadi tiga golongan bergantung pada
apakah struktur kimianya asiklik (misalnya geraniol), monosiklik (misal
Limonen) atau bisiklik. Dalam setiap
golongan monoterpen dapat berupa alkohol misalnya mentol, aldehid, atau keton
misalnya menton dan karvon.
Sesquiterpen
dapat dipilah berdasarkan kerangka karbon dasarnya yang umumnya ialah asiklis
misalnya farnesol, monosiklik misalnya bisabolena atau bisiklik misalnya
karotol. Namun demikian, dalam setiap
golongan dikenal banyak senyawa yang berbeda.
Dua turunan sesquiterpen yaitu asam absist dan xantin mendapat perhatian
khusus karena sifat pengatur tumbuhnya.
Pada
minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya terpenoid itu terdapat
pada fraksi atsiri yang tersuling dengan uap.
Zat inilah penyebab wangi, harum, atau bau yang khas pada banyak
tumbuhan, secara ekonomi senyawa tersebut penting sebgai dasar wewangian alam
dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senywa cita rasa di dalam industri
makanan.
Contoh-contoh
kerangka minyak atsiri golongan terpenoid bisa dicermati pada bab terpenoid sub
bab monoterpenoid.
TANAMAN PENGHASIL MINYAK ATSIRI
1. Cinnamon
(kayu manis)
Kayu
manis atau Saigon kayu manis berasal dari kulit pohon Cinnamomum loureirii Nees
(Fam. Lauraceae). Kayu manis penting
pada perdagangan aalah kayu manis ceylon yang bersal dari kulit pohon
C.zeylanicum Nees (Fam. Lauraceae). Kayu
manis saigon menghasilkan 2-6% minyak atsiri, kayu manis cassia menghasilkan
0,5-1,5% minyak atsiri sedangkan kayu manis ceylon menghasilkan 0,5-1% minyak
atsiri. Kandungan lainnya adalah mentol
yang bermanfaat sebagai bumbu dan karminatif.
Tepung
kayu manis yang diperdagangkan di toko bahan makanan merupakan campuran dari
beberapa macam kayu manis sehingga akan menigkatkan kualitas sebagai pewangi
atau untuk memberikan harga yang lebih murah.
Minyak kayu manis merupakan minyak menguap yang diperoleh dari destilasi
dengan uap dari daun dan ranting Cinnamomum cassia (Ness) ex Blume (Fam.
Lauraceae) dan disempurnakan kembali dengan penyulingan. Hal yang sma dapat dilakukan untuk memperoleh
minyak cassia. Minyak kayu manis
digunakan sebagai bumbu perasa, karminatif, dan pewangi serta antiseptik.
2. Cengkeh
Cengkeh
berasal dari kuncup bunga kering Eugenia
caryophllus (sprengel) Bullock et Harison (E. caryophylato Thunberg) Fam Myrtaceae. Cengkeh dimanfaatkan sebagai karminatif atau
zat aromatik yang membantu meredakan kolik dan flatulen (adanya gas dalam
lambung dan usus) dan sebagai bumbu.
Minyak
cengkeh merupakan minyak menguap yang didestilasi dengan uap air dari kuncup
bunga kering Syzqium aromaticum (L) Mere.et.L.M.Perry, mengandung tidak lebih
dari 85% volume total substansi fenolik, eugenol utama. Minyak cengkeh mengandung eugenol bebas
70-95% eugenol asetat dan 5-8% β-caryophylli.
Minyak
cengkeh ini tergolong dalam perasa / bumbu.
Biasanya bekerja sebagai obat sakit gigi yang digunakan dalam pengobatan
rongga gigi secara topical. Minyak
cengkeh dapat sebagai antiseptik. Obat
yang dipakai untuk menimbulkan suatu reaksi menghadapi suatu penyakit atau
infeksi dan karminatif. Minyak dengan
kandungan eugenol yang tinggi ni digunakan dalam produksi perdagangan vanilin.
3. Pala
Pala
atau myristica merupakan biji matang dari tanaman Myristica fragrans Hautuyn
(Fam. Myristicaceae) yang diambil dari lapisan biji dan arillode tanpa lapisan
kapur. Pala mengandung minyak tertentu 25-40% dan dapat memadat pada suhu kamar
dan terkadang dapat berubah menjadi kristal prisma aneka warna dan disebut pala
mentega. Minyak atisiri 8-15% mengandung
myristicin dan safrole, sejumlah protein dan starch. Miristica bermanfaat sebagai perasa dan
bumbu.
Pada
perkembangan selanjutnya yang terakhir pala dikenal khususnya pada penduduk
yang tersembunyi sebagai penyebab halusinasi.
Dalam jumlah yang relatif besar sampai 15 gram harus diperhatikan karena
dapat memabukkan. Efek yang dapat
terjadi adalah dapat meremajakan kulit, takikardia, dan menekan keluarnya air
liur. Pala mengandung amfetamin dan metabolit yang mengandung nitrogen. Minyak pala merupakan minyak atsiri hasil
destilasi uap dari biji Myristica fragrans.
Minyak mengandung 10-30% α-pinen, 10-20% β-pinen, 15-20% sabinen, 5-12%
myristicin, 2-7% limonen, 3-6% tertpinen, dan 1-2% safrole. Minyak pala sebagai perasa, dan karminatif.
4. Peppermint
Peppermint
(permen) terdiri dari daun dan bunga kering Mentha
piperita Linne (Fam. Lamiaceae).
Pepermint mengandung minyak atsiri sekitar 1%, resin dan tanin. Permen kering dalam perdaganan biasanya
terdiri dari tanaman kering ang seharusnya mengandung tidak lebih dari 2% dan
bersumber di atas 3 mm dari garis tengah.
Beberapa minyak atsiri yang mengering dan berada dalam penyimpanan yang
biasanya digunakan sebagai sampel perdagangan 95% akan mengalami kemerosotan.
Minyak
permen mengandung menton, mentofurn, mentil asetat, isomenton, pulegon,
neomentol, piperiton, dan sebagainya.
Minyak permen adalah suatu cairan berwarna kuning pucat atau tak
berwarna yang mempunyai bau penetrasi permen yang kuat dan tajam. Minyak permen Amerika mengandung 30-78%
mentol bebas dan sekitar 5-20% kombinsi berbagai ester.
Tumbuhan
dari jenis dan genotip yang sama dapat menghasilkan minyak dengan kualitas yang
berbeda jika tumbuh pada area yang berbeda.
Produksi minyak permen yang berisi sejumlah kecil monthon dan
menthafuran dan sejumlah besar mentol lebih disukai dan berkembang daripada
tanaman yang mendapat sedikit penerangan dan menghasilkan minyak yang
mengandung sejumlah kecil mentol dan sejumlah besar mentofluran. Konsentrasi yang tinggi hingga mencapai 30%
menthofluran menimbulkan bau pada produk.
Minyak permen dalam bidang farmasi digunakan sebagai karminatif,
stimulansia, dan antiinfeksi.
5. Damar
dan Kombinasi Damar
Damar
merupakan produk amorf dengan bahan kimia alam yang kompleks. Pada umumnya damar dibentuk dalam Shizogenous
atau dalam rongga shizolysigenous dan merupakan hasil akhir dari
metabolisme. Sifat fisik dammar ada
umumna adalah keras transparan atau tembus cahaya dan jika dipanaskan akan
terhidrolisis. Damar merupakan campuran
kompleks antara asam damar, alkohol damar, resitanol, ester dan resin. Damar tidak dapat larut dalam air dan menurut
beberapa peneliti dammar merupakan produk oksidasi dari terpen. Damar dapat larut dalam alkohol atau bahan
pwlarut organik yang lain.
Damar
merupakan produk akhir metabolisme yang bersifat merusak. Damar banyak digunakan sebagai produk
oksidasi dari terpen. Damar memiliki
karakteristik rasa yang membakar. Resin
atau damar cuka berisi suatu kandungan diterpenoid oxyacid yang besar.
Damar
dalam bidang farmasi biasanya diperoleh dari:
- Penyulingan obat atas racun dan alkohol dan memperoleh dammar dalam air.
- Pemisahan minyak dari aloeresin dengan penyulingan seperti halnya dengan dammar dari terpentin.
- Pengumpulan produk alami yang menetes dari aloeresin pada tumbuhan sampai pada kebocoran tiruan atau alami dimana minyak yang alami secara parsial akan menguap dalm atmosfer seperti halnya dengan dammar yang dipakai sebagai campuran semen.
6. Rosin
(Gala)
Rosin
atau colophany adalah suatu dammar yang padat yang diperoleh dari Pinus
palustis Miller dan rempah-rempah lain dari Pinus linne (Fam. Pinaceae).
Damar ini (rosin) pada umumnya bersifat tembus cahaya, berwarna
kekuningan dan seringkali memberikan lapisan kekuningan. Damar berbentuk keras, rapuh dan dengan mudah
dilumatkan. Damar berisi 80-90% asam
abietat anhidrid (senyawa diterpen bisiklik, asam sapinic, asam pimaric, dan
asam yang lain dan resin suatu hidrokarbon.
Rosin
digunakan sebagai produk pengeras dalam plester dan obat salep. Dalam perdagangan rosin digunakan dalam
pembuatan pernis-pernis dan alat pengering, cat tinta, sabun pelapis lilin,
lapisan pada lantai, dan banyak produk lain.
Rosin seringkali digunakan sebagai produk pemalsuan yang mengandung
damar.
7. Eriodyctyon
Eriodyctyon
atau yerba santa adalah daun kering yang berasal dari Eriodictyon californium
(Hookes et Arnott) Torrey (Fam. Hydrophyllaceae). Eriodictyon berasal dari Yunani yang berasal wol dan mengacu pada daun-daun
yang berserabut. Tumbuhannya hádala
statu samak belukar dari pon berwarna hijau yang berasal dari pegunungan California dan Mexivo
utara. Obat ini telah digunakan oleh orang Indian selama
bertahun-tahun.
Eridictyon berisi statu damar eridictyol
(Aglikon dari eridictyon), xanthoeridictyol, chrysoeridictyol, homoericdictyol,
asam format, asam butyric, minyak atsiri, dan tanin. Eridictyon merupakan statu penyamar rasa
pahit dan senyawa tertentu yang berisi kina dan biasa digunakan sebagai suatu
obat yng merangsang keluarnya dahak.
8. Mastic
Damar
yang digunakan dalam campuran semen, pastiche atau mastich adalah exudates
beton yang mengandung damar dari pistacia lentiscos Linne (Fam Ancardiaceae).
Tumbuhannya adalah suatu semak belukar atau pohon kecil yang berasal dari
daerah Mediterania dan diatanam di kepulauan Greiceian, terutama pada Pulau
Chios. Sari buah yang mengandung damar
dikumpulkan dalam rongga yang berasal dari goresan batang dan dalam cabang yang
lebih besar dimana dammar akan menetes.
Damar akhirnya dikumpulkan dalam air mata yang kecil yang biasanya
dammar tersebut digunakan dalam campuran
semen pada zaman dahulu. Theoprharstus
dan Pliny menggunakan dammar yang dipakai dalam campuran semen sebgai bahan
pewangi nafas bagi wanita-wanita Asia.
Damar
yang digunakan dalam campuran semend berisi 90% damar, yang berisi asam
masticáis yang dapat larut dalam alcohol dan damar (mastican) yang tidak larut
dalam alcohol, dan minyak atsiri sekitar 1-2,5% mempunyai bau balsam dari obat
yang terutama berisi (+)-pinen. Damar
yang dipakai dalam campuran semen dan berasa pahit digunakan pula sebgai pernis
gigi untuk menyegel rongga.
9. Kava
Kava
merupakan rimpang dan akar Piper myristicum suku piperaceae, mengandung
yangonin, metistisin, kawain, dan turunannya.
Tumbuhannya adalah statu zurría yang besar dan secara luas ditanami di
kepulauan Oceanía. Berdasarkan
farmakologinya menunjukkan bahwa semua kava piran dalam jumlah sedikit atau
besar dapat bertindak sebagai otot relaxan yang terpusat. Dapat juga mempengaruhi perubahan dalam
fungís motor dan refleks sifat mudah marah, bermanfaat sebagai anestetik local
dan antipiretik (penurun demam).
10. Cannabis
Merupakan
jenis tumbuhan suku Moraceae, pufuk berbunganya disebut ganja. Cannabis yang digunakan di Cina dan India
tersebar pelan-pelan melalui Persia ke Arabia dimana damar ini dikenal sebagai
Asís dan kemudian diperkenalkan ke dalam Eropa dan Materia Medika Amerika oleh
Napoleon. Dari tahun ke tahun penanaman
yang selektif dari dua tipe genetik Cannabis semakin meningkat. Salah satu dari tipe obat kava (ingá 15%)
akan umur psikoaktif (-)19-trans tertrahydrocannabinol. Tipe ganja yang berisi zat aktif utama
sedikit (cannabial adalah cannabioid yang utama) tetapi mempunyai serabut kulit
pohon yang panjang dan biasa diproduksi menjadi tali. (-)-∆9-trans
tertrahydrocannabinol pada damar yng dikeluarkan dari trichomes dan ditemukan
dalam daun-daun yang kecil (daun kecil pada bunga) dan branteoles (struktur
seperti daun ada intuí telur). Koalitas
dammar ditemukan dalam putik bunga Cannabis sativa yang kurang mencolok yang
tumbuh pada tanaman dengan suhu temeperatur iklim tropis.
11. Ginger
Ginger
atau zingiber adalah rhizome kering dari Zingiber officinale Roscoe (Fam.
Zingiberaceae) dikenal secara komersial sebagai jahe Jamaica, jahe Afrika, dan
jahe Cochin. Jahe memiliki aroma
karakteristik Kira-kira 1-3% minyak atsiri.
Bahan yang tekandung dalam jahe hádala sesquiteren: bisabolen,
zingiberen, dan zingiberol. Ketajaman
karakteristik sifat oabt pada jahe aloeresin dari dua keton aromatik, zingiberon
dan shogaol yang diisolasi. Jahe
mengandung lebih dari 50% pati. Jahe
dikelompokkan sebagai perasa yag biasanya sebagai bumbu, stimulant aromatik dan
karminatif.
BAHAN YANG BANYAK MENGANDUNG SENYAWA
TERPENOID
(-)-∆9-trans tertrahydrocannabinol
Disebut
juga dronabinol adalah monoterpenoid, merupakan cedían dari tanaman Cannabis sativum atau hasil síntesis
kimia. Bermanfaat sebagai anti emetic
dan digunakan secara oral untuk pengobatan mabuk laut/pusing, anti muntah
dengan sitotoksik yang digunakan dalam kemoterapi kanker.
Oleoresin
Merupakan
cairan homogen dari resin dan minyak volátil. Biasanya ada sejumlah kecil
eksudat alami dari kandungan aloeresin
yang menyebabkan kematian insekta.
Terpentin
Terpentin,
gum terpentin, gum ini diperoleh dari Pinus palustres Millar dn dari spesies
lain dari Pinus (Fam. Pinaceae).
Biasanya terpentin dipanen terakhir Kira-kira 32 minggu. Produk di awal tahun paling besar dan disebut
terpentin asli. Terpentin yang terbentuk
agak kuning gelap dan dalamnya lebih terang, kurang licin / berkilap, bergetah
lengket ketika panas dan rapuh dalam dingin.
Terpentin digunakan sebagai contra iritan.
Aloe-Gum-Resin
Merupakan
campuran antara resin, gum, minyak atisiri dalam jumlah yang sama banyak dan
sebagian kecil bahan lanilla. Kandungan
utama oleo-gum –resin hádala myrrh.
Myrrh
/ Kemenyan
Disebut
juga gum myrrh hádala oleo-gum-resin diperoleh dari Cammipora molmol Engler
dari Cabyssinica (Berg) Engle atau dari
spesies Commiphora jacquin (Fam. Burseraceae).
Myrrh mengandung
minyak atsiri 2,5-8% yang mempunyai bau karakteristik myrrh, resin 2,5-40%
tersusun atas beberapa konstituen. Myrrh
digunakan sebagai protektif, stimulant, stomatik, pencuci mulut, dan
astringent.
Balsam
Balsam
adalah campuran resin yang diperoleh dari sejumlah bagian asam benzoat, asam
sinamat atau kedua-duanya atau ester dari asa ini. Obat-obatan dari balsam meliputi balsam tolu,
balsam peru, storax, dan benzoin.
Storax
Merupakan
balsam yang diperoleh dari batang Liquidamar orientalis Miller. Storax adalah bahan farmasetik dalam
komposisi tingtur benzoin, biasanya sebagai stimulant, ekspectoran dan
antiseptic. Strorax Amerika diperoleh
dari hubungan storesin dan bahan lain.
Storax levan t mempunyai kandungan minyak atsiri 7% dengan destilasi uap
dan mengandung 28% asam sinamat, 23% cinamen, 35% ester resin, dan 2% asam
resin.
Balsam
peruvian
Disebut
juga balsam Peru atau balsam dari Peru, diperoleh dari Myroxylon pereirae
(Royle) Klostzch (Fam. Fabaceae). Peru
balsam adalah protektan local, parasitic pada penyakit kulit, antiseptik,
astringent dan untuk pengobatan hemorrhoid.
Tolu
Balsam
Diperloleh
dari Myroxilon balsamum (Linne) Harms (Fam. Fabaceae). Tolu balsam terjadi
sebgai lapisan padat seperti plastic yang menjadi coklat atau agak kuning
coklat. Pada permukaannya transparan,
rapuh ketika tua, kering atau terang pada keadaandingin dan menunjukkan kristal
asam sinamat. Tolu balsam digunakan
sebagai ekpspektoran dan mahal sebagai perasa dalam obat sirup dan parfum.
Benzoin
Resin
balsam diperoleh dari Styras benzoin Dryander.
Asam benzoate dan garam sodiumnya mahal digunakan sebagai bahan pengawet
makanan, minuman, lemak, sediaan farmasi, dan bahan-bahan yang lain. Asam benzoat dalam pengobatan digunakan
sebagai antifungi. Asam benzoat sekarang
merupakan produk sintetik tetapi paetama kali diperoleh dari sublimasi dari
benzoin Sumatra, yang akan menjadi kristal putih biasanya dalam bentuk seperti
jarum.
Ya, minyak esensial bisa digunakan untuk menebalkan alis mata
ReplyDeleteinformasi mengenai minyak atsiri yang sanget bermanfaat, terima kasih.. :)
ReplyDelete